BANTUL - Ketua DPRD Kabupaten Bantul, Hanung Raharjo, S.T., menegaskan pentingnya peran intelektual progresif di kalangan mahasiswa saat menghadiri Pelantikan Pengurus Baru DPK GMNI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) periode 2025/2026. Acara yang digelar di Ruang Paripurna DPRD Bantul pada Sabtu, (29/11/2025) ini mengusung tema “Merdeka Berpikir sebagai Langkah Memajukan Peran Kaum Muda dan Marhaenisme GMNI dalam Dinamika Politik Kebangsaan”.
Hadir sebagai pembicara utama, Hanung membawakan materi berjudul “Meneguhkan Peran GMNI UMY sebagai Garda Terdepan Gerakan Intelektual Progresif.” Ia menyoroti berbagai tantangan intelektual yang dihadapi kaum muda dalam dinamika sosial dan politik kontemporer, seperti derasnya arus informasi serta meningkatnya polarisasi di ruang publik.
Dalam sambutannya, Hanung menekankan bahwa mahasiswa memiliki tanggung jawab besar sebagai motor perubahan.
“Yang dapat melakukan kritik sekaligus menjadi balancing act dalam kehidupan berbangsa adalah gerakan teman-teman semua. Kami di DPRD tidak selalu dapat menolak atau mengubah kebijakan secara langsung karena semuanya sudah berjalan dalam sistem yang mengikat,” ungkapnya.
Ia juga memberikan dorongan kepada para peserta untuk terus menyuarakan gagasan melalui ruang-ruang organisasi dan diskusi.
“Pemuda seperti Anda sekalian, bergeraklah melalui organisasi dan teruslah bersuara. Dengan begitu, kami dapat ikut membantu memperjuangkannya. Kebijakan yang menurut Anda benar dan menurut kami juga benar harus kita dorong bersama agar dapat diwujudkan,” tegas Hanung.
Selain itu, Hanung mengajak kader GMNI UMY untuk mengembangkan budaya berpikir progresif yang ditandai dengan kemampuan analisis yang tajam, keberanian bersikap, serta kepekaan terhadap persoalan rakyat. Menurutnya, nilai-nilai tersebut merupakan fondasi penting bagi mahasiswa untuk berkontribusi secara nyata di lingkungan kampus maupun masyarakat.
Kehadiran Ketua DPRD Bantul dalam kegiatan ini menjadi dorongan moral bagi para pengurus baru GMNI UMY untuk terus mengembangkan gagasan dan nalar kritis mereka. Momen tersebut sekaligus menunjukkan pentingnya ruang dialog yang terbuka antara pemangku kebijakan dan generasi muda agar aspirasi dapat tumbuh dan tersalurkan secara konstruktif. (DF)
